PENALARAN
Penalaran adalah proses
berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang
menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang
sejenis juga akan terbentuk suatu proposisi – proposisi yang sejenis,
berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang
menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses
inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran,
proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens)
dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Untuk memperoleh
pengetahuan ilmiah dapat digunakan dua jenis penalaran, yaitu Penalaran
Deduktif dan Penalaran Induktif.Konsep dan simbol dalam penalaran
A
. PENALARAN DEDUKSI
Hakikat penalaran
terlahir dari tutur bahasa makhluk yang berpikir. Penalaran
deduksi didasarkan pada penarikan kesimpulan yang bertolak dari hal yang umum.
Dalam karangan penerapan penalaran deduktif ini tampak pada pernyataan umum
yang dituangkan dalam kalimat utama yang kemudian menuju pada beberapa kalimat
penjelas.
Penalaran deduktif juga
seperti menarik kesimpulan khusus dari premis yang lebih umum. jika premis
benar dan cara penarikan kesimpulannya sah, maka dapat dipastikan hasil
kesimpulannya benar. jika penalaran induktif erat kaitannya dengan statistika,
maka penalaran deduktif erat dengan matematika khususnya matematika logika dan
teori himpunan dan bilangan. Penalaran deduksi ada beberapa macam, salah
satunya yaitu :
1.Silogisme
Merupakan penarikan kesimpulan melalui
dua premis (premis umum dan premis khusus) guna menurunkan premis baru
(simpulan).
PU : A = B
PK : C = A
S : C
= B
Contoh:
Semua pemilik mobil wajib membayar
pajak. Pak Budiman memiliki sebuah mobil.
Maka kesimpulannya: Pak Budiman wajib
membayar pajak
PU : Semua pemilik mobil wajib membayar
pajak
A = B
PK : Pak Budiman memiliki sebuah mobil.
C = A
S
: Pak Budiman wajib membayar pajak
C
= B
2.
Entimem
Merupakan penarikan kesimpulan melalui
dua premis (premis umum dan premis khusus) guna menurunkan premis baru (simpulan).
Namun, dalam penarikan kesimpulan dalam entimem diberikan alasan sebagai
penyebabnya.
PU : A
= B
PK : C
= A
S : C
= B karena
C = A
Contoh:
PU : Semua warga yang sudah berumur 17
tahun wajib memiliki KTP
A = B
PK : Monica sudah berumur 17 tahun
C = A
S
: Monica wajib memiliki KTP, karena Monica sudah berumur 17 tahun
C =
B
C = A
B.
PENALARAN INDUKSI
Penalaran Induktif
adalah suatu penalaran yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil
pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru
yang bersifat umum. Penalaran induktif membutuhkan banyak
sampel untuk mempertinggi tingkat ketelitian premis yang diangkat. untuk itu
penalaran induktif erat denganpengumpulan data dan statistik.Penalaran induktif
ini mengangkat 1 kasus untuk ditarik dalam kesimpulan umumnya. contohnya kurang
banyak. dan meski penalaran induktif sudah kuat dengan contoh yang banyak,
kesimpulan induktif yang dihasilkan pun masih bisa dipertanyakan keabsahannya.
Penalaran
induksi ada beberapa macam yaitu:
1.Generalisasi
Penalaran jenis ini dimulai dengan
mengemukakan peristiwa-peristiwa yang khusus untuk diambil simpulannya secara
umum.
Contoh:
Tembaga bila dipanaskan akan memuai
Perak bila dipanaskan akan memuai
Timah bila dipanaskan akan memuai
Emas bila dipanaskan akan memuai
Besi bila dipanaskan akan memuai
Alumunium bila dipanaskan akan memuai
Dari peristiwa-peristiwa itu dapat ditarik
kesimpulan bahwa semua logam bila dipanaskan akan memuai.
2. Analogi
Penalaran jenis ini dimulai dengan
membandingkan dua hal yang memiliki banyak persamaan. Dalam penalaran ini
banyak terdapat persamaan. Akhirnya, ditarik simpulan bahwa pada segi-segi yang
lain pun tentu akan terdapat persamaan juga.
Contoh:
Perawatan tanaman dilakukan dengan seksama,
yaitu diberi pupuk, disirami, dan disiangi rumput yang mengganggunya. Dengan
begitu, tanaman tumbuh subur dan berkualitas baik. Jika berbuah pun dapat
dinikmati dengan rasa puas. Begitu pula manusia. Sejak bayi, sang ibu
memperhatikan gizi, memberi kasih sayang, dan pendidikan yang layak, serta
menghindarinya dari hal-hal yang negatif. Kelak si anak menjadi orang yang berguna dan keberadaannya
dibutuhkan orang. Jadi, merawat dan membesarkan anak hingga menjadi orang yang
berguna sama seperti merawat tanaman untuk memperoleh kualitas yang baik.
Sunber: